Selasa, November 19, 2013

Muslim. Kok Galau di Jejaring Sosial?

           Secara etimologi, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi IV (2008) halaman 407, dikatakan “galau” itu berarti kacau (tentang pikiran); “bergalau” berarti (salah satu artinya) kacau tidak keruan (pikiran); dan “kegalauan” berarti sifat (keadaan hal) galau. Artinya, seseorang yang sedang mengalami kegalauan maka seseorang mengalami kacau tidak keruan pada pikirannya. Galau juga mempunyai mempunyai sinonim waswas, gelisah, terombang-ambing, kacau dan bimbang. 

Galau sekarang ini merupakan kalimat yang sudah tidak asing lagi di telinga, apalagi dikalangan remaja. Entah siapa pencetus yang telah 'berjasa' membuatnya menjadi sebuah kata keagungan yang kini banyak dielu-elukan masyarakat luas. Bahkan nih, sudah meluas hingga jangkauan industri musik Indonesia, yang latar belakangnya merupakan makanan sehari-hari anak remaja saat ini. Alhasil para calon penerus bangsa yang seharusnya sedang mencipta inovasi-inovasi yang baru ini malah banyak yang sedang terpuruk meratapi nasib cintanya. Karena apa? Ya karena itu tadi, akibat dari mereka yang setiap harinya dicekoki oleh lagu-lagu berjenre kegalauan. Betul gak ?

Nah, biasanya orang yang sedang mengalami kegalauan apalagi galaunya itu sudah pada taraf yang akut, seseorang biasanya bawaannya pengen nangis, teriak dan pastinya pengen (pake banget) curhat. Khusus buat yang ketiga nih yaitu pengen (pake banget) curhat, para remaja kebanyakan sepertinya cenderung untuk berlama-lama berduaan dengan telefon genggam mereka, atau mungkin lebih tepatnya telfon gengggam pemberian orang tua mereka. Dan ‘ngapain si mereka?’. Apalagi selain bergalau-galau ria di akun jejaring sosialnya berharap si doi yang jadi penyebab kegalauan itu membaca statusnya. Atau paling enggak ada si doi yang lain yang perhatian terus bisa move on deh. Duh duh miris sekali saya mendengarnya.

Yang lebih parahnya lagi, banyak diantara mereka yang dalam tanda kutip terjangkit virus galau ini adalah muslim. Loh, Muslim kok galaunya diumbar-umbar sih? Muslim kok galaunya di jejaring sosial? Padahal bila kalian mengerti tanpa kalian mengeluh pada siapapun, Allah selalu punya jawaban dari setiap kegalauan kita. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga pernah galau loh! Coba simak firmah Allah berikut:
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu Alami,(dia) sangat menginginkan (keislaman dan keselamatan) bagimu, penyantun, dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman. Maka jika mereka berpaling (dari keimanan) maka katakanlah (Muhammad), Cukuplah Allah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy (singgasana) yang agung.” (QS. At-Taubah: 128-129)

Nah, ada baiknya sebelum kalian curhat kegalauan di Facebook atau Twitter, sudah coba sampaikan kegalauan tersebut pada Allah belum? Kan Allah bilang kalau lagi galau tuh harusnya ingat Dia. Maka hati yang galau bisa jadi tenang juga tenteram. Seperti janji yang pernah Ia sampaikan, yaitu : “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

" Lagian kenapa harus galau karena cinta? Sudahkah kalian mencintai sang Maha Cinta? Kenapa harus galau karena dendam dan luka hati? Padahal janji Allah bagi pemaaf itu pasti. Kenapa pula harus galau hanya karena hal duniawi? Sudahkah memohon dan meminta kepada Sang Pemilik yang lebih baik dari dunia dan seisinya ini? "

  

Allah Ta’ala pun telah berfirman, “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kami” (QS. At Taubah: 40)

Jadi, buat apa mengumbar-umbar kekagauan hati di jejaring sosial? Sementara ada Allah yang Maha mendengar, Dia yang Maha pemberi petunjuk, dan Dia yang Maha kuasa atas segala sesuatu termasuk membolak-balikkan hati seseorang. Juga ingatlah ketika tiada satu orangpun disisimu, akan selalu ada Allah yang senantiasa menaungi hatimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar