Secara etimologi, berdasarkan Kamus
Besar Bahasa Indonesia edisi IV (2008) halaman 407, dikatakan “galau” itu
berarti kacau (tentang pikiran); “bergalau” berarti (salah satu artinya) kacau
tidak keruan (pikiran); dan “kegalauan” berarti sifat (keadaan hal) galau.
Artinya, seseorang yang sedang mengalami kegalauan maka seseorang mengalami kacau
tidak keruan pada pikirannya. Galau juga mempunyai mempunyai sinonim waswas,
gelisah, terombang-ambing, kacau dan bimbang.
Galau sekarang ini merupakan
kalimat yang sudah tidak asing lagi di telinga, apalagi dikalangan remaja.
Entah siapa pencetus yang telah 'berjasa' membuatnya menjadi sebuah kata
keagungan yang kini banyak dielu-elukan masyarakat luas. Bahkan nih, sudah
meluas hingga jangkauan industri musik Indonesia, yang latar belakangnya
merupakan makanan sehari-hari anak remaja saat ini. Alhasil para calon penerus
bangsa yang seharusnya sedang mencipta inovasi-inovasi yang baru ini malah
banyak yang sedang terpuruk meratapi nasib cintanya. Karena apa? Ya karena itu
tadi, akibat dari mereka yang setiap harinya dicekoki oleh lagu-lagu berjenre
kegalauan. Betul gak ?
Nah, biasanya orang yang
sedang mengalami kegalauan apalagi galaunya itu sudah pada taraf yang akut,
seseorang biasanya bawaannya pengen nangis, teriak dan pastinya pengen (pake
banget) curhat. Khusus buat yang ketiga nih yaitu pengen (pake banget) curhat,
para remaja kebanyakan sepertinya cenderung untuk berlama-lama berduaan dengan
telefon genggam mereka, atau mungkin lebih tepatnya telfon gengggam pemberian
orang tua mereka. Dan ‘ngapain si
mereka?’. Apalagi selain bergalau-galau ria di akun jejaring sosialnya
berharap si doi yang jadi penyebab kegalauan itu membaca statusnya. Atau paling
enggak ada si doi yang lain yang perhatian terus bisa move on deh. Duh duh miris sekali saya mendengarnya.
Yang lebih parahnya lagi,
banyak diantara mereka yang dalam tanda kutip terjangkit virus galau ini adalah
muslim. Loh, Muslim kok galaunya diumbar-umbar sih? Muslim kok galaunya di
jejaring sosial? Padahal bila kalian mengerti tanpa kalian mengeluh pada
siapapun, Allah selalu punya jawaban dari setiap kegalauan kita. Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam juga pernah galau loh! Coba simak firmah Allah berikut:
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat
terasa olehnya penderitaan yang kamu Alami,(dia) sangat menginginkan (keislaman
dan keselamatan) bagimu, penyantun, dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.
Maka jika mereka berpaling (dari keimanan) maka katakanlah (Muhammad), Cukuplah
Allah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal, dan
Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy (singgasana) yang agung.” (QS.
At-Taubah: 128-129)
Nah, ada baiknya sebelum kalian
curhat kegalauan di Facebook atau Twitter, sudah coba sampaikan kegalauan
tersebut pada Allah belum? Kan Allah bilang kalau lagi galau tuh harusnya ingat
Dia. Maka hati yang galau bisa jadi tenang juga tenteram. Seperti janji yang
pernah Ia sampaikan, yaitu : “Orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah
hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
" Lagian kenapa harus galau karena cinta? Sudahkah kalian mencintai sang Maha Cinta? Kenapa harus galau karena dendam dan luka hati? Padahal janji Allah bagi pemaaf itu pasti. Kenapa pula harus galau hanya karena hal duniawi? Sudahkah memohon dan meminta kepada Sang Pemilik yang lebih baik dari dunia dan seisinya ini? "
Allah Ta’ala pun telah berfirman, “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kami” (QS. At Taubah: 40)
Jadi, buat apa mengumbar-umbar
kekagauan hati di jejaring sosial? Sementara ada Allah yang Maha mendengar, Dia
yang Maha pemberi petunjuk, dan Dia yang Maha kuasa atas segala sesuatu
termasuk membolak-balikkan hati seseorang. Juga ingatlah ketika tiada satu
orangpun disisimu, akan selalu ada Allah yang senantiasa menaungi hatimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar