Burung-burung berkicau seirama merdu. Bunga, dahan juga pohon
melembain terhembus sejuknya pagi. Mentaripun mulai keluar dari
peraduannya. Tampak indah dan menyilaukan. Sedangkan jarum jam
menunjukan pukul 07.30 tepat.
“Key... keyza. Ayo bangun sayang! Ayolah, nanti kamu terlambat ke sekolah.” Ujar Mama.
“Aaahh Mama, aku masih mengantuk. Sebentar ya Ma. Sebentaar lagi” jawabku malas sambil menutupi wajah dengan guling.
“Cepatlah ! Ini sudah siang. Lagipula Papa sudah menunggumu sejak tadi.” Rayunya lembut.
“Baiklah... Aku bangun.“
“Okay! Jangan lama-lama, papamu menuggu dibawah.” Ujar Mama lalu beranjak pergi.
Namun sebelum aku beranjak dari tempat tidur, sejenak aku melayang bersama khayalanku.
“Indah sekali pagi ini. Andaikan saja hidupku selalu indah seperti pagi
ini. Pasti aku sangat bahagia tentunya.” Ujarku.
Tak
terasa akupun teringat akan banyaknya kesialan yang ada dalam hidupku.
Terutama setiap tanggal TIGABELAS. Sungguh tidak ada hari sesial tanggal
tigabelas. Seperti halnya tanggal tigabelas hari ini. Aku yakin, pasti
akan ada banyak hal sial terjadi hari ini. Agaknya cuaca cerah pagi ini
tak seperti hatiku yang sedang resah. Sejenak aku meratapi nasib
malangku itu. Namun tiba-tiba aku teringat suatu hal.
“Jam berapa ini ?”
***
Benar saja ini mamang benar-benar hari sialku. Tak terelakan lagi aku
terlambat ke sekolah. Satpam yang sedang berjaga menyuruhku lari
berkeliling lapangan basket sebanyak 15 kali sebagai hukumannya.
Tidak hanya itu, kelas pertamaku hari ini adalah Pak Bambang, guru Fisika yang super duper killer.
Parahnya lagi ketika aku disuruhnya mengerjakan tugas di papan tulis,
buku tugasku itu tertinggal. Tak ayal lagi-lagi aku mendapat berbagai
macam kata-kata pedas darinya.
Tapi hari sialku belum selesai
sampai disitu. Ketika aku hendak menuju toilet, ada sekumpulan genangan
air. Sialnya aku tidak melihat genangan air itu. Tentu saja aku
terpeleset kemudian jatuh. Teman-teman disekitarku hampir semuanya
menertawakanku. Termasuk juga Alvin. Sungguh memalukan !
***
Bel pulang sekolahpun berbunyi.
Semua
berebut menuju pintu keluar. Tapi tak sedikitpun aku beranjak dari
kursiku. Namun, tiba-tiba ada seseorang yang datang emnghampiriku,
kemudian dia duduk disebelahku.
“Sedang apa kamu disini ? Kenapa kamu belum pulang ?” tanyanya.
Akupun
mengangkat wajahku lalu melihat wajah orang tersebut. Sungguh tak
disangka-sangaka orang itu adalah ALVIN, orang yang sangat aku sukai
selama ini.
“Tttii... Tidak. Aku tidak sedang melakukan apapun.” Jawabku gugup.
“Sepertinya kamu sedang memikirkan sesuatu ?” tanyanya lagi.
“Hmmm... Bukan sesuatu yang besar.”
“Kamu bisa bercerita kepadaku jika kamu mau.” bujuknya lembut.
“Tidak apa-apa. Hanya sesuatu yang sepele.”
“Oh
. Yasudah jika kamu tidak mau bercerita. Tapi jika kamu membutuhkan
seseorang utuk menemanimu, kamu bisa datang kepadaku. Okay !”
“Baiklah... ”
“Aku pulang duluan ya. Baik-baik Keyza ... “ ujarnya sambil tersenyum lalu beranjak pergi.
Aku
sangat bahagia. Aku berjingkrak kegirangan dan tertawa
sekencang-kencangnya. Sungguh tidak dapat digambarkan dengan kata-kata.
***
Keesokan
harinya di taman belakang rumah. Aku duduk terdiam sendiri. Memikirkan
semua yang terjadi tanggal Tigabelas Januari kemarin.
“Dorr...”
“Lena! Kau membuatku kaget saja. Memang kamu mau betanggungjawab jika aku terkena serangan jantung hah ?” bentakku kesal.
“Iya maaf. Habis aku lihat kamu serius sekali .”
“Memang. Aku sedang memikirkan sesuatu.”
“Apa?”
“Tentang tanggal 13.”
“Oh... Tentang kejadian kemarin?”
“Yups ! Tapi sebenarnya masih ada sesuatu hal yang belum aku ceritakan kepadamu.”
“Apa itu ?” tanyanya penasaran.
“Kemarin
sehabis pulang sekolah, ketika aku duduk sendiri dikelas, tiba-tiba
Alvin datang menghampiriku. Kamu tau apa yang dia katakan ? ‘Aku bisa
datang padanya kapanpun jika aku membutuhkannya.”
“Sungguh ? Itu benar-benar berita yang bagus.”
“Memang. Tapi taukah kamu? Kemarin itu tanggal Tigabelas Januari. Tagabelas Lena ! Imposible bukan ?”
“Tidak
juga. Menurutku tidak ada satupun hari yang diciptakan oleh Tuhan
menjadi hari sial. Terutama tanggal ‘Tigabelas’. Memang banyak persepsi
tentang tigabelas sebagai angka sial. Tapi bukankah itu hanya mitos ?”
“Tapi memang pada kenyataannya aku sering mendapatkan banyak kesialan di tanggal 13. Kamu tau sendiri kan?”
“Bukankah
kamu juga mendapatkan keberuntungan di hari itu? Contohnya saja
kemarin, Alvin perhatian kepadamu. Bukankah itu keberuntungan?”
“Memang benar. Tapi ... “
“Tapi
apa? Key, dengarkan aku! Aku rasa bukan tanggal tigabelas yang
merupakan hari sial, tetapi bagaimana kita memberi sugesti diri kita
tentang hari tersebut. Contohnya saja apabila kamu memberikan sugesti
negatif pada diri kamu tentang tanggal 13, niscaya tanggal 13 selamanya
akan menjadi hari yang sial untuk kamu. Sebaliknya bila kamu memberi
sugesti positif pada diri kamu, kamu akan mendapatkan hari yang baik dan
indah. Contohnya saja aku, aku tidak pernah memberi cap buruk pada
tanggal tigabelas. Alhasil, tanggal 13 tidak terlalu menakutka untukku.
Cobalah kamu jalani hidup kamu apa adanya Key! Mengalir seperti air.”
“Hmmm... Sebenarnya aku tidak terlalu yakin. Tapi baiklah akan kucoba.”
Dia tersenyum lalu memelukku.
***
Setiap
hari aku memikirkan perkataan Lena. Tak seharipun melupakannya. Aku
mencoba dan terus mencoba menghilangkan rasa takut akan angka tigabelas,
tanggal tigabelas dan semua hal yang berbaur dengan angka tigabelas.
Hari
demi hari kujalani seperti biasa. Hingga akhirnya tibalah saatnya
menuju tanggal tigabelas bulan selanjutnya. Entah mengapa hatiku selalu
berdebar setiap kali memikirkannya.
***
Mentari
bersinar cerah. Angin berhembus menusuk bulu kuduk hingga
membangunkanku. Inilah saatnya aku membuktikan ucapan Lena. Menuju
tanggal 13 yang bahagia.
Sekuat tenaga aku menguatkan hati dan
jiwaku bahwa tanggal tigabelas akan menjadi hari yang bahagia, tanggal
tigabelas tidak akan lagi menjadi tanggal yang menakutkan, aku akan
bersahabat dengan tanggal tigabelas. Hingga tak terasa aku berteriak
“TANGGAL TIGABELAS FEBRUARI INI AKAN MENJADI HARI YANG INDAAAH”.
***
Akupun
memulai tanggal tigabelas ini dengan senyuman termanisku. Hasilnya
tidak terlalu buruk. Aku memang terlambat, tapi satpam yang sedang
sekolah yang sedang berjaga tidak sempat menghukumku kareana kebetulan
ada seorang siswi yang mengalami kecelakaan hari itu. Pelajaran hari
inipun tidak mengecewakan, karena aku dapat menyelesaikan semua
tugas-tugas yang diberikan Pak Bambang.
Dan yang terakhir … kali
ini ketika aku hendak menuju toilet, aku berlari karena sudah tak tahan
lagi. Aku berlari dan teruuss berlari sekencang-kencangnya sampai-sampai
aku sempat menabrak beberapa orang siswa. Karena saking kencangnya aku
berlari hingga lagi lagi aku tidak melihat genangan air disekitar pintu
menuju toilet. Tak bias dihindari akupun terpeleset.Awalnya dalam
benakku aku berfikir bahwa aku akan terjatuh dan semua orang akan
menertawaiku.
“Sia-sialah aku memberikan sugesti positif pada diriku akan tanggal tigabelas. Toh hasilnya sama saja. Sama-sama sial.”
Namun
belum sempat aku melanjutkan lamunanku itu, tiba-tiba ada seseorang
dating kemudian menolongku. Dan akupun jatuh dalam pelukannya. Tapi
ketika aku hendak melihat orang tersebut, ternyata dia adalah ….
“Alvin…”
“Kamu tidak apa-apa Key?” tanyanya lembut. Tapi aku hanya terdiam.
SUNGGUH TANGGAL TIGABELAS ADALAH HARI YANG PALING INDAAAH....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar