Tak ada yang istimewa dalam kehidupanku.
Melakolis yang selalu merasa nyaman saat hanya bercengkrama dengan dirinya sendiri.
Si gagal move on yang seringkali terperangkap di masa lalu, masa-masa dimana dulunya disia-siakan.
It's me.
Pemikir tapi yang penting justru kadang gak kepikiran.
Yaah begitulah.
Imaginations
Minggu, Januari 28, 2018
Senin, Juni 08, 2015
(one)
Bohong kalau aku bilang gak sedih... Iya lah sedih. Tapi kan ini baru naskah kedua.
Semangaaaaaaaaaaaatt !!!
Karena akan ada saatnya nanti. Pasti!!
Entahlah, mungkin aku dulu terlalu percaya diri dengan karya-karya ku yang tidak seberapa itu. Dan menutup diri untuk meminta komentar orang lain.
Tapi tetep harus semangat !! Masih banyak even-even yang lain, kan?
DI KALA MASA
Jalan Setapak ini,
Bayangkan…
Entah kemana busurmu pergi
Lalu lalang lalat jerami
Jemari meremas, asa …
Hendak kemana kalian lari?
Jauh, kau layang, hampa…
Terbang
Usik tentram kala masa
Kaulah, muda belia
Coba raba akan guncangnya
Pegang erat pada teguhmu
Ucap pinta benderang
dihembus semilir malam
Kerana do’a, kekuatan sejati
Siang mu, siang terik
Malam mu, malam sunyi
Hati mu, hati lapang
Asa mu terbang ke langit
Kerana itulah Tuhan mu ada
Di benakmu, bersamamu, selalu…
BUKAN ESOK KU
Kabut
putih ku senja ini
Cemooh asa yang tiada dua
Aku disini
Tiada mengharap iba
Aku disini
Dan aku adalah angin
Semilir, menerpa
Betapapun aku beranjak
Selalu akan ku jumpai mereka
Entah tertawa , entah mengiba
Atau menatap, sekadar saja
Senja ini padam
Pun desis esok menghantui
Memang...
Tak apa
Karena aku disini
Dan aku adalah angin
Esok ku adalah badai
Setara untuk picingan mata itu
Cemooh asa yang tiada dua
Aku disini
Tiada mengharap iba
Aku disini
Dan aku adalah angin
Semilir, menerpa
Betapapun aku beranjak
Selalu akan ku jumpai mereka
Entah tertawa , entah mengiba
Atau menatap, sekadar saja
Senja ini padam
Pun desis esok menghantui
Memang...
Tak apa
Karena aku disini
Dan aku adalah angin
Esok ku adalah badai
Setara untuk picingan mata itu
Senin, Mei 25, 2015
Tigabelas (MY)
Burung-burung berkicau seirama merdu. Bunga, dahan juga pohon
melembain terhembus sejuknya pagi. Mentaripun mulai keluar dari
peraduannya. Tampak indah dan menyilaukan. Sedangkan jarum jam
menunjukan pukul 07.30 tepat.
“Key... keyza. Ayo bangun sayang! Ayolah, nanti kamu terlambat ke sekolah.” Ujar Mama.
“Aaahh Mama, aku masih mengantuk. Sebentar ya Ma. Sebentaar lagi” jawabku malas sambil menutupi wajah dengan guling.
“Cepatlah ! Ini sudah siang. Lagipula Papa sudah menunggumu sejak tadi.” Rayunya lembut.
“Baiklah... Aku bangun.“
“Okay! Jangan lama-lama, papamu menuggu dibawah.” Ujar Mama lalu beranjak pergi.
Namun sebelum aku beranjak dari tempat tidur, sejenak aku melayang bersama khayalanku.
“Indah sekali pagi ini. Andaikan saja hidupku selalu indah seperti pagi
ini. Pasti aku sangat bahagia tentunya.” Ujarku.
Tak
terasa akupun teringat akan banyaknya kesialan yang ada dalam hidupku.
Terutama setiap tanggal TIGABELAS. Sungguh tidak ada hari sesial tanggal
tigabelas. Seperti halnya tanggal tigabelas hari ini. Aku yakin, pasti
akan ada banyak hal sial terjadi hari ini. Agaknya cuaca cerah pagi ini
tak seperti hatiku yang sedang resah. Sejenak aku meratapi nasib
malangku itu. Namun tiba-tiba aku teringat suatu hal.
“Jam berapa ini ?”
***
Benar saja ini mamang benar-benar hari sialku. Tak terelakan lagi aku
terlambat ke sekolah. Satpam yang sedang berjaga menyuruhku lari
berkeliling lapangan basket sebanyak 15 kali sebagai hukumannya.
Tidak hanya itu, kelas pertamaku hari ini adalah Pak Bambang, guru Fisika yang super duper killer.
Parahnya lagi ketika aku disuruhnya mengerjakan tugas di papan tulis,
buku tugasku itu tertinggal. Tak ayal lagi-lagi aku mendapat berbagai
macam kata-kata pedas darinya.
Tapi hari sialku belum selesai
sampai disitu. Ketika aku hendak menuju toilet, ada sekumpulan genangan
air. Sialnya aku tidak melihat genangan air itu. Tentu saja aku
terpeleset kemudian jatuh. Teman-teman disekitarku hampir semuanya
menertawakanku. Termasuk juga Alvin. Sungguh memalukan !
***
Bel pulang sekolahpun berbunyi.
Semua
berebut menuju pintu keluar. Tapi tak sedikitpun aku beranjak dari
kursiku. Namun, tiba-tiba ada seseorang yang datang emnghampiriku,
kemudian dia duduk disebelahku.
“Sedang apa kamu disini ? Kenapa kamu belum pulang ?” tanyanya.
Akupun
mengangkat wajahku lalu melihat wajah orang tersebut. Sungguh tak
disangka-sangaka orang itu adalah ALVIN, orang yang sangat aku sukai
selama ini.
“Tttii... Tidak. Aku tidak sedang melakukan apapun.” Jawabku gugup.
“Sepertinya kamu sedang memikirkan sesuatu ?” tanyanya lagi.
“Hmmm... Bukan sesuatu yang besar.”
“Kamu bisa bercerita kepadaku jika kamu mau.” bujuknya lembut.
“Tidak apa-apa. Hanya sesuatu yang sepele.”
“Oh
. Yasudah jika kamu tidak mau bercerita. Tapi jika kamu membutuhkan
seseorang utuk menemanimu, kamu bisa datang kepadaku. Okay !”
“Baiklah... ”
“Aku pulang duluan ya. Baik-baik Keyza ... “ ujarnya sambil tersenyum lalu beranjak pergi.
Aku
sangat bahagia. Aku berjingkrak kegirangan dan tertawa
sekencang-kencangnya. Sungguh tidak dapat digambarkan dengan kata-kata.
***
Keesokan
harinya di taman belakang rumah. Aku duduk terdiam sendiri. Memikirkan
semua yang terjadi tanggal Tigabelas Januari kemarin.
“Dorr...”
“Lena! Kau membuatku kaget saja. Memang kamu mau betanggungjawab jika aku terkena serangan jantung hah ?” bentakku kesal.
“Iya maaf. Habis aku lihat kamu serius sekali .”
“Memang. Aku sedang memikirkan sesuatu.”
“Apa?”
“Tentang tanggal 13.”
“Oh... Tentang kejadian kemarin?”
“Yups ! Tapi sebenarnya masih ada sesuatu hal yang belum aku ceritakan kepadamu.”
“Apa itu ?” tanyanya penasaran.
“Kemarin
sehabis pulang sekolah, ketika aku duduk sendiri dikelas, tiba-tiba
Alvin datang menghampiriku. Kamu tau apa yang dia katakan ? ‘Aku bisa
datang padanya kapanpun jika aku membutuhkannya.”
“Sungguh ? Itu benar-benar berita yang bagus.”
“Memang. Tapi taukah kamu? Kemarin itu tanggal Tigabelas Januari. Tagabelas Lena ! Imposible bukan ?”
“Tidak
juga. Menurutku tidak ada satupun hari yang diciptakan oleh Tuhan
menjadi hari sial. Terutama tanggal ‘Tigabelas’. Memang banyak persepsi
tentang tigabelas sebagai angka sial. Tapi bukankah itu hanya mitos ?”
“Tapi memang pada kenyataannya aku sering mendapatkan banyak kesialan di tanggal 13. Kamu tau sendiri kan?”
“Bukankah
kamu juga mendapatkan keberuntungan di hari itu? Contohnya saja
kemarin, Alvin perhatian kepadamu. Bukankah itu keberuntungan?”
“Memang benar. Tapi ... “
“Tapi
apa? Key, dengarkan aku! Aku rasa bukan tanggal tigabelas yang
merupakan hari sial, tetapi bagaimana kita memberi sugesti diri kita
tentang hari tersebut. Contohnya saja apabila kamu memberikan sugesti
negatif pada diri kamu tentang tanggal 13, niscaya tanggal 13 selamanya
akan menjadi hari yang sial untuk kamu. Sebaliknya bila kamu memberi
sugesti positif pada diri kamu, kamu akan mendapatkan hari yang baik dan
indah. Contohnya saja aku, aku tidak pernah memberi cap buruk pada
tanggal tigabelas. Alhasil, tanggal 13 tidak terlalu menakutka untukku.
Cobalah kamu jalani hidup kamu apa adanya Key! Mengalir seperti air.”
“Hmmm... Sebenarnya aku tidak terlalu yakin. Tapi baiklah akan kucoba.”
Dia tersenyum lalu memelukku.
***
Setiap
hari aku memikirkan perkataan Lena. Tak seharipun melupakannya. Aku
mencoba dan terus mencoba menghilangkan rasa takut akan angka tigabelas,
tanggal tigabelas dan semua hal yang berbaur dengan angka tigabelas.
Hari
demi hari kujalani seperti biasa. Hingga akhirnya tibalah saatnya
menuju tanggal tigabelas bulan selanjutnya. Entah mengapa hatiku selalu
berdebar setiap kali memikirkannya.
***
Mentari
bersinar cerah. Angin berhembus menusuk bulu kuduk hingga
membangunkanku. Inilah saatnya aku membuktikan ucapan Lena. Menuju
tanggal 13 yang bahagia.
Sekuat tenaga aku menguatkan hati dan
jiwaku bahwa tanggal tigabelas akan menjadi hari yang bahagia, tanggal
tigabelas tidak akan lagi menjadi tanggal yang menakutkan, aku akan
bersahabat dengan tanggal tigabelas. Hingga tak terasa aku berteriak
“TANGGAL TIGABELAS FEBRUARI INI AKAN MENJADI HARI YANG INDAAAH”.
***
Akupun
memulai tanggal tigabelas ini dengan senyuman termanisku. Hasilnya
tidak terlalu buruk. Aku memang terlambat, tapi satpam yang sedang
sekolah yang sedang berjaga tidak sempat menghukumku kareana kebetulan
ada seorang siswi yang mengalami kecelakaan hari itu. Pelajaran hari
inipun tidak mengecewakan, karena aku dapat menyelesaikan semua
tugas-tugas yang diberikan Pak Bambang.
Dan yang terakhir … kali
ini ketika aku hendak menuju toilet, aku berlari karena sudah tak tahan
lagi. Aku berlari dan teruuss berlari sekencang-kencangnya sampai-sampai
aku sempat menabrak beberapa orang siswa. Karena saking kencangnya aku
berlari hingga lagi lagi aku tidak melihat genangan air disekitar pintu
menuju toilet. Tak bias dihindari akupun terpeleset.Awalnya dalam
benakku aku berfikir bahwa aku akan terjatuh dan semua orang akan
menertawaiku.
“Sia-sialah aku memberikan sugesti positif pada diriku akan tanggal tigabelas. Toh hasilnya sama saja. Sama-sama sial.”
Namun
belum sempat aku melanjutkan lamunanku itu, tiba-tiba ada seseorang
dating kemudian menolongku. Dan akupun jatuh dalam pelukannya. Tapi
ketika aku hendak melihat orang tersebut, ternyata dia adalah ….
“Alvin…”
“Kamu tidak apa-apa Key?” tanyanya lembut. Tapi aku hanya terdiam.
SUNGGUH TANGGAL TIGABELAS ADALAH HARI YANG PALING INDAAAH....
Rabu, Mei 20, 2015
RINDU INI
Oh wahai…
Engkau yang tahu isi hati, tersembunyi ataukah
tidak
Maaf, sebab disinilah lagi aku kembali
Asa yang ku semai bertahun lalu
Dan risau yang ku pupuk hampir setiap hari
Apalah daya, manusia biasa, sebab dia
bernama cinta
Adalah kepastian seumpama berandai, andai
disini, namun…
Engkaulah tahu, belumlah halal
Hanya saja…
Seringkali ia hadir
Sekadar saja, entah apalah makna. Bagiku
berbeda.
Menerka
Tak ada tangis, hanyalah gersang. Entahlah
…
Engkaulah tau bukanlah ia penyejuk padang
kering masa ini
Hanya nafsu saja yang berani menyela
Rindu ini,
Kini hanya pada-Mu kusandar cerita
Dengan-Mu kutepis asa… Merajut taqwa…
Moga Kau ganti rindu ini dengan rindu yang
jauh lebih mulia
Selasa, November 19, 2013
Muslim. Kok Galau di Jejaring Sosial?
Secara etimologi, berdasarkan Kamus
Besar Bahasa Indonesia edisi IV (2008) halaman 407, dikatakan “galau” itu
berarti kacau (tentang pikiran); “bergalau” berarti (salah satu artinya) kacau
tidak keruan (pikiran); dan “kegalauan” berarti sifat (keadaan hal) galau.
Artinya, seseorang yang sedang mengalami kegalauan maka seseorang mengalami kacau
tidak keruan pada pikirannya. Galau juga mempunyai mempunyai sinonim waswas,
gelisah, terombang-ambing, kacau dan bimbang.
Galau sekarang ini merupakan
kalimat yang sudah tidak asing lagi di telinga, apalagi dikalangan remaja.
Entah siapa pencetus yang telah 'berjasa' membuatnya menjadi sebuah kata
keagungan yang kini banyak dielu-elukan masyarakat luas. Bahkan nih, sudah
meluas hingga jangkauan industri musik Indonesia, yang latar belakangnya
merupakan makanan sehari-hari anak remaja saat ini. Alhasil para calon penerus
bangsa yang seharusnya sedang mencipta inovasi-inovasi yang baru ini malah
banyak yang sedang terpuruk meratapi nasib cintanya. Karena apa? Ya karena itu
tadi, akibat dari mereka yang setiap harinya dicekoki oleh lagu-lagu berjenre
kegalauan. Betul gak ?
Nah, biasanya orang yang
sedang mengalami kegalauan apalagi galaunya itu sudah pada taraf yang akut,
seseorang biasanya bawaannya pengen nangis, teriak dan pastinya pengen (pake
banget) curhat. Khusus buat yang ketiga nih yaitu pengen (pake banget) curhat,
para remaja kebanyakan sepertinya cenderung untuk berlama-lama berduaan dengan
telefon genggam mereka, atau mungkin lebih tepatnya telfon gengggam pemberian
orang tua mereka. Dan ‘ngapain si
mereka?’. Apalagi selain bergalau-galau ria di akun jejaring sosialnya
berharap si doi yang jadi penyebab kegalauan itu membaca statusnya. Atau paling
enggak ada si doi yang lain yang perhatian terus bisa move on deh. Duh duh miris sekali saya mendengarnya.
Yang lebih parahnya lagi,
banyak diantara mereka yang dalam tanda kutip terjangkit virus galau ini adalah
muslim. Loh, Muslim kok galaunya diumbar-umbar sih? Muslim kok galaunya di
jejaring sosial? Padahal bila kalian mengerti tanpa kalian mengeluh pada
siapapun, Allah selalu punya jawaban dari setiap kegalauan kita. Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam juga pernah galau loh! Coba simak firmah Allah berikut:
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat
terasa olehnya penderitaan yang kamu Alami,(dia) sangat menginginkan (keislaman
dan keselamatan) bagimu, penyantun, dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.
Maka jika mereka berpaling (dari keimanan) maka katakanlah (Muhammad), Cukuplah
Allah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal, dan
Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy (singgasana) yang agung.” (QS.
At-Taubah: 128-129)
Nah, ada baiknya sebelum kalian
curhat kegalauan di Facebook atau Twitter, sudah coba sampaikan kegalauan
tersebut pada Allah belum? Kan Allah bilang kalau lagi galau tuh harusnya ingat
Dia. Maka hati yang galau bisa jadi tenang juga tenteram. Seperti janji yang
pernah Ia sampaikan, yaitu : “Orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah
hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
" Lagian kenapa harus galau karena cinta? Sudahkah kalian mencintai sang Maha Cinta? Kenapa harus galau karena dendam dan luka hati? Padahal janji Allah bagi pemaaf itu pasti. Kenapa pula harus galau hanya karena hal duniawi? Sudahkah memohon dan meminta kepada Sang Pemilik yang lebih baik dari dunia dan seisinya ini? "
Allah Ta’ala pun telah berfirman, “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kami” (QS. At Taubah: 40)
Jadi, buat apa mengumbar-umbar
kekagauan hati di jejaring sosial? Sementara ada Allah yang Maha mendengar, Dia
yang Maha pemberi petunjuk, dan Dia yang Maha kuasa atas segala sesuatu
termasuk membolak-balikkan hati seseorang. Juga ingatlah ketika tiada satu
orangpun disisimu, akan selalu ada Allah yang senantiasa menaungi hatimu.
Langganan:
Postingan (Atom)